BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi
adalah suatu ilmu yang sangat diperlukan dalam menjalankan suatu usaha. Tanpa
ilmu akuntansi sebuah usaha tidak akan berjalan dengan lancar. Ilmu akuntansi
mengajarkan kepada kita bagaimana seorang manusia tersebut berfikir sehingga
menghasilkan sebuah kerangka pemikiran yang konseptual tentang prinsip, asumsi,
teknik, serta prosedur yang dijadikan landasan dalam membuat suatu laporan keuangan.
Suatu laporan keuangan haruslah berisi informasi-informasi yang tentunya
berguna untuk menyelesaikan suatu permasalahan keuangan atau membantu dalam
pengambilan keputusan bagi para penggunanya.
Penggunaan
ilmu akuntansi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah bervariasi mulai dari
sebagai alat hitung menghitung, sampai dengan sebagai sarana dalam mengambil
suatu keputusan. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesugguhnya
kita telah menggunakan ilmu akuntansi. Mulai dari hal-hal kecil, misalnya seorang
pemilik warung ketika mencatat pembelian barang dagangan, mencatat orang-orang
yang berhutang di warungnya atau siapa saja yang membayar hutang. Tanpa
disadari sebenarnya pemilik warung tersebut telah menerapkan ilmu akuntansi,
tapi dalam skala yang masih sederhana.
Penerapan
ilmu akuntansi yang lebih luas dan kompleks akan terjadi jika dihadapkan pada
usaha bisnis yang lebih besar. Alangkah baiknya jika kita mengetahui latar
belakang atau sejarah ilmu akuntansi, tidak hanya mahir dalam penggunaannya.
Dengan mengetahui semua itu kita bisa lebih mudah memahami dan
mempelajari ilmu akuntansi tersebut. Sama halnya dengan ilmu yang lain,
akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan peradaban
manusia. Akan tetapi baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lainnya tidak berkembang
dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong
akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.
B. Rumusan Masalah
Berkaitan
dengan uraian latar belakang diatas, maka pada kesempatan ini dipertanyakan
tentang :
1. Bagaimanakah
sejarah perkembangan ilmu akuntansi dari pertama kali muncul di dunia?
2. Bagaimanakah
sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia?
3. Bagaimanakah
definisi akuntansi?
4. Bagaimanakah
bidang-bidang dalam akuntansi dan profesi akuntan?
C. Tujuan
Berkaitan
dengan rumusan masalah diatas, maka perlu mencantumkan tujuan dalam penulisan agar penulisan
makalah ini lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai. Tujuan penulisan
tersebut yakni untuk mengetahui bagaimana sejarah ilmu akuntansi
pertama kali muncul di dunia, untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntansi di
Indonesia, untuk mengetahui definisi akuntansi, dan untuk mengetahui
bidang-bidang dalam akuntansi dan profesinya.
D. Manfaat
Ada beberapa manfaat dalam penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan
wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk ilmu akuntansi.
2. Sebagai
bahan bacaan dan acuan bagi diri sendiri, rekan-rekan, serta generasi yang akan
datang.
3. Sebagai panduan untuk memperluas
pengetahuan di bidang akuntansi khususnya mengetahui sejarah perkembangan ilmu
akuntansi.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Akuntansi
dari Pertama Kali Muncul Di Dunia
Perkembangan
akuntansi ditandai dengan adanya seorang yang bernama Lucas Pacioli pada tahun
1494, ahli matematika mengarang sebuah buku yang berjudul Summa de Aritmatica,
Geometrica, Proportioni et Propotionalita, di mana dalam suatu bab berjudul
Tractatus de Computies et Scriptoris yang memperkenalkan dan mengajarkan sistem
pembukuan berpasangan yang disebut juga dengan sistem kontinental. Sistem
berpasangan adalah sistem pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian, yaitu
debet dan kredit. Kemudian kedua bagian ini diatur sedemikian rupa sehingga
selalu seimbang. Cara seperti ini menghasilkan pembukuan yang sistematis dan
laporan keuangan yang terpadu, karena perusahaan mendapatkan gambaran tentang
laba rugi usaha, kekayaan perusahaan serta hak pemilik. (http://firman-teach.blogspot.com/2011/10/sejarah-perkembanagn-akuntansi.html,
diakses
20 November 2014, pukul 11.30 WIB )
Menurut
pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak
5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata
buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah
disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang
berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul
“Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi
tentang palajaran ilmu pasti. Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang
yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double
entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum
terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada
tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit (http://sitiisaroah.wordpress.com/sejarah-perkembangan-ilmu-akuntansi/, diakses 20
November 2014, pukul 11.40 WIB).
B.
Sejarah
Perkembangan Akuntansi Di Indonesia
Di Indonesia,
akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui
pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Akuntansi
sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun hal itu tidak selalu
berhubungan, terutama di zaman modern ini yang pertarungan bisnis dan
perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut semua kegiatan
menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai
dengan aturan. (http://sitiisaroah.wordpress.com/sejarah-perkembangan-ilmu-akuntansi/, diakses 20
November 2014, pukul 11.40 WIB).
C.
Definisi
Akuntansi
Pengertian akuntansi menurut Henry Simamora dalam
buku “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa: “Akuntansi
(accounting) adalah proses
pengidentifikasian, pencatatan dan pengkomunikasian kejadian-kejadian ekonomi suatu
organisasi (perusahaan ataupun bukan perusahaan) kepada para pemakai informasi
yang berkepentingan” (Simamora ,2000: 4).
Sedangkan pengertian akuntansi menurut Lili M.
Sadeli dalam buku “Dasar-dasar Akuntansi” menyatakan bahwa: “Akuntansi adalah proses
mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi untuk membuat
pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai informasi
tersebut” (Sadeli ,2006: 2).
Menurut Evi Sadeli
dalam buku “Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa” menyatakan bahwa pihak-pihak yang
menggunakan informasi akuntansi adalah:
1. Pemilik Perusahaan/Pemegang Saham
2. Investor
3. Manajer
4. Karyawan dan Serikat
Pekerja
5. Pemberi
Dana/Kreditur
6. Pemerintah
7. Analisis, Akademis
dan Pusat Data Bisnis” (Sadeli ,2007 : 7-9).
D.
Bidang-Bidang
Dalam Akuntansi dan Profesi Akuntan
Sedangkan, bidang-bidang
studi akuntasi adalah:
1. Akuntansi
Keuangan
2. Teori
Akuntansi
3. Pengauditan
4. Akuntansi
Kos
5. Akuntansi
Manajemen
6. Manajemen
Kos
7. Sistem
Pengendalian Manajemen
8. Sistem
Akuntansi
9. Sistem
Informasi Manajemen
10. Akuntansi
Pajak
11. Akuntansi
Kepemerintahan
12. Analisis
Laporan Keuangan (Suwardjono, 2002: 37-40).
Banyaknya bidang pengetahuan akuntansi seperti
diuraikan diatas menunjukkan bahwa akuntansi menawarkan berbagai macam bidang pekerjaan
sesuai dengan minat seseorang. Bidang profesin akuntansi tersebut adalah:
1. Akuntansi
Publik
2. Akuntansi
Swasta
3. Akuntansi
Pemerintah
4. Akuntansi
Pendidikan (Suwardjono, 2002: 41-46)
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Perkembangan Ilmu Akuntansi dari Pertama Kali Muncul Di Dunia
Akuntansi
sebenarnya sudah ada sejak manusia itu mulai bisa menghitung dan membuat suatu
catatan, yang pada awalnya dulu itu dengan menggunakan batu, kayu, bahkan daun
menurut tingkat kebudayaan manusia waktu itu. Pada abad XV terjadilah
perkembangan dan perluasan perdagangan oleh pedagang-pedagang Venesia.
Perkembangan perdagangan ini menyebabkan orang waktu itu memerlukan suatu
sistem pencatatan yang lebih baik, sehingga dengan demikian akuntansi juga mulai
berkembang.
Setelah
itu perkembangan akuntansi juga ditandai dengan adanya seorang yang bernama
Lucas Pacioli pada tahun 1494, ahli matematika mengarang sebuah buku yang
berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et Propotionalita, di
mana dalam suatu bab berjudul Tractatus de Computies et Scriptoris yang
memperkenalkan dan mengajarkan sistem pembukuan berpasangan yang disebut juga
dengan sistem kontinental. Sistem berpasangan adalah sistem pencatatan semua
transaksi ke dalam dua bagian, yaitu debet dan kredit. Kemudian kedua bagian
ini diatur sedemikian rupa sehingga selalu seimbang. Cara seperti ini
menghasilkan pembukuan yang sistematis dan laporan keuangan yang terpadu,
karena perusahaan mendapatkan gambaran tentang laba rugi usaha, kekayaan perusahaan
serta hak pemilik.
Menurut
pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak
5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata
buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry
accounting systemtelah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca
Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di
Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Inoue
(dalam Harahap, 1997) menyebutkan“Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan
menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah
Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun
buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah
buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan
sebenarnya tidak ada.”
Jika
kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya
sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak
menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi).
Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya
orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan
berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar
Moslem (Moslem Merchants).”
Pertengahan
abad ke 18 terjadi revolusi industri di Inggris yang mendorong pula
perkembangan akuntansi, di mana waktu itu para manajer pabrik misalnya, ingin
mengetahui biaya produksinya. Sebab dengan mengetahui berapa besar biaya
produksi mereka dapat mengawasi efektifitas proses produksi dan menetapkan
harga jual. Sejalan dengan itu berkembanglah akuntansi dengan bidang khusus
yaitu akuntansi biaya. Akuntansi biaya memfokuskan diri pada pencatatan biaya
produksi dan penyediaan informasi bagi manajemen.
Dalam
artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi
sebagai berikut:
Tahun
1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry
maupundouble entry.
Tahun 1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan
yang utama digunakan dalam perusahaan.
Tahun 1825: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial
auditing).
Tahun 1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca
sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
Tahun 1900: di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi
yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun
1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik
analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta
pengawasan dana pemerintah.
2. Laporan keuangan mulai diseragamkan.
3. Norma pemeriksaaan akuntan juga
mulai dirumuskan.
4. Sistem akuntansi yang manual beralih
ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”.
Tahun 1950 s/d 1975: pada tahun ini banyak yang dapat
dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut:
1. Pada periode ini akunansi sudah
menggunakan computer untuk pengolahan data.
2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip
Akuntansi (GAAP).
3. Analisis Cost Revenue semakin
dikenal.
4. Jasa-jasa perpajakan seperti
kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
5. Management accounting sebagai bidang
akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang
cepat.
6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti
system perencanaan dan pengawasan.
7. Perencanaan manajemen serta
management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun 1975: mulai
periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya,
perkembangan itu antara lain:
1. Timbulnya management scienceyang
mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan
kekurangan-kekurangannya.
2. Sistem informasi semakin canggih
yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi,
teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit.
3. Metode permintaan yang menggunakan computer
dalam teori cybernetics.
4. Total sistem review yang merupakan
metode pemeriksaan efektif mulai dikenal.
5. Social accounting manjadi isu yang
membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan
masyarakat.
B.
Sejarah
Perkembangan Akuntansi Di Indonesia
Akuntansi
di Indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental, seperti yang dipakai di
Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang sebenarnya
tidaklah sama dengan akuntansi, di mana tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan
yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan, peringkasan, penggolongan dan
aktivitas lain yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada
data. Sedangkan akuntansi menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat
konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis dan interpretasi
berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembukuan merupakan
bagian dari akuntansi.
Perkembangan
selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang. Di Indonesia perusahaan
atau orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon.
Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya
penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap
perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing menggunakan
sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain sebagian besar
mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan
pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia.
Saat
ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam pendidikan
akuntansi maupun dalam praktek dunia bisnis Perbedaan Akuntansi Sistem Kontinental
dengan Anglo Saxon:
1. Zaman Kolonial
Pada
waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih abad ke-16, mereka
datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan
Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenidge Oost Indische Campagnie
(VOC), yang didirikan pada tahun 1602. Akhir abad ke-18 VOC mengalami
kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Dalam kurun
waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan
secara paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi
maupun nilainya terus bertambah dari waktu ke waktu.
Pada
tahun itu bisa dipastikan Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas
mutasi transaksi keuangan.Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980),
mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai
catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan
abad ke-17.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Setelah VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih
oleh Kerajaan Belanda,zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada
waktu itu, catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit,
yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha
peredaran candu atau morfin (amphioen) yang merupakan usaha monopoli di
Belanda.
Catatan pembukuannya merupakan modifikasi sistem
Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk
mengembangkan sistem pencatatan karena kondisinya sangat menekankan pada
praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda.
Hadibroto (1992) mengikhtisarkan system pembukuan asal etnis
sebagai berikut. Sistem pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu:
1. Sistem Hokkian (Amoy).
2. Sistem Kanto.
3. Sistem Hokka.
4. Sistem Tio Tjoe atau System Swatow.
5. Sistem gaya baru.
3. Zaman Penjajahan
Jepang
Pada
masa penjajahan Jepang 1942-1945, banyak orang Belanda yang ditangkap dan
dimasukkan kedalam sel-sel oleh tentara Jepang. Hal ini menyebabkan kekurangan
tenaga kerja pada jawatan-jawatan negara termasuk Kementrian Keuangan. Untuk
mengatasi hal tersebut, diadakan latihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan
pola Belanda. Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang
tidak mengalami perubahan. Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan menggunakan
huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia.
4. Zaman Kemerdekaan
Sistem
akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah sistem akuntansi Belanda
yang lebih dikenal sistem tata buku. Setelah pada tahun 1950-an perusahaan
milik Belanda dinasionalisasi dan modal asing pun mulai masuk, terutama dari
Amerika yang juga membawa sistem akuntansinya sendiri yang harus diikuti
perusahaan miliknya di Indonesia. Pada saat yang sama, perusahaan yang ada masih
tetap menigkuti sistem akuntansi Belanda yang sudah mapan. Sejak saat ini
muncullah dualisme sistem akuntansi di Indonesia.
Pada
tahum 1980 atas bantuan pinjaman dari World Bank, pemerintah Indonesia
melakukan upaya harmonisasi sistem akuntansi sehingga diupayakan untuk
menghapus dualisme tadi sehingga berakhirlah dualisme sistem akuntansi di
Indonesia.Standar Akuntansi Indonesia : Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), yaitu
wadah wadah organisasi profesi akuntansi di Indonesia, berdiri di Jakarta pada
tanggal 23 Desember 1957. IAI berhasil menyusun dan menerbitkan Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun 1973, dengan maksud antara lain:
menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai
prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia pada waktu itu,
laporan keuangan dari perusahaan yang akan go public, harus disusun atas dasar
prinsip-prinsip akuntansi tersebut.
C.
Definisi
Akuntansi
Menurut
Weygant (dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah suatu sistem
informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian
ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
Sedangkan
menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi adalah pengukuran,
penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu
manajer, investor, otoritaspajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat
alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan
menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal
sebagai “bahasa bisnis”.
Dengan
demikian, secara singkat akuntansi berarti rekening atau perkiraan.
Interpretasi akuntansi terdiri dari tiga bagian yaitu: (1) pengidentifikasian,
mengenalai aatu memilah peristiwa-peristiwa ekonomi yang merupakan laporan
keuangan/transaksi; (2) mencatat, pencatatan dilakukan secara sistematis,
kemudian pencatatan ini diklasifikasi dan diringkas; (3) pengukuran, menetapkan
nilai dari peristiwa yang dipilih tersebut dalam satuan uang; dan (4)
pengkomunikasian, menyajikan informasi berdasarkan transaksi yang sedang atau
sudah berlangsung.
Salah satu
definisi mengenai akuntansi dikemukakan oleh American Accounting Assosiation
sebagai berikut. Akuntansi adalah proses mengindetifikasi, mengukur , dan
melaporkan informasi ekonomi untuk memiungkinkan adanya pembuatan pertimbangan
dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakn informasi
akuntansi.
D.
Bidang-Bidang
Dalam Akuntansi dan Profesi Akuntan
1.
Bidang-bidang Akuntansi
Menurut
Suwardjono bidang-bidang dalam akuntansi antara lain :
1. Akuntansi Keuangan
Bidang
akuntansi keuangan (financial accounting) membahas prinsip, standar, metoda dan
prosedur akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan umum yang ditujukan
kepada pihak luar perusahaan.
2. Teori Akuntansi
Bidang
teori akuntansi membahas konsep dan penalaran untuk menjelaskan mengapa prinsip
atau standar akuntansi tertentu dipilih. Bidang ini juga membahas berbagai
aspek perekayasaan akuntansi untuk menghasilkan kerangka konseptual.
3. Pengauditan
Bidang
pengauditan (auditing) membahas prinsip, prosedur, dan teknik pengauditan untuk
menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan PABU.
4. Akuntansi Kos
Bidang
akuntansi kos (cost accounting) membahas prosedur dan teknik pengumpulan dan
pengolahan data dasar (kos) untuk menentukan
kos suatu objek yang menjadi perhatian manajemen.
5. Akuntansi Manajemen
Bidang
akuntansi manajemen (management accounting) membahas pemanfaatan data kos untuk
dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan, pendanaan, dan pengendalian
operasi perusahaan.
6. Manajemen Kos
Bidang
manajemen kos (cost management) membahas analisis mata rantai kegiatan
strategic untuk mengevaluasi nilai tambah suatu kegiatan secara strategic.
7. Sistem Pengendalian Manajemen
Bidang
pengendalian manajemen membahas rancangan sistem untuk mempengaruhi perilaku
manajemen agar keputusannya kongruen dengan tujuan perusahaan secara
kesseluruhan.
8. Sistem Akuntansi
Bidang
sistem akuntansi (accounting systems) membahas perancangan perangkat pencatatan
dan pengolahan data agar laporan keuangan dapat disusun dan disajikan dengan
cepat, akurat dan efisien.
9. Sistem Informasi Manajemen
Bidang
sistem informasi manajemen (accounting information systems) membahas
perancangan sistem penyediaan dan pengolahan data untuk menopang keputusan
manajemen dalam berbagai aspek dan fungsi.
10. Akuntansi Pajak
Bidang
akuntansi pajak (tax accounting) membahas aturan perpajakan serta transaksi
akuntansi penting yang bekaitan dengan tujuan menentukan pajak minimum yang
dapat dicapai dalam batas-batas yang diperkenankan oleh undang-undang atau
peraturan perpajakan.
11. Akuntansi Kepemerintahan
Bidang
akuntansi kepemerintahan (governmental accounting) memebahas perekayasaan
akuntansi dan sistem pertanggungjawaban untuk unit organisasi kepemerintahan
secara nasional.
12. Analisis Laporan Keuangan
Bidang
analisis laporan keuangan membahas teknik-teknik analisis untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan.
2.
Profesi di Bidang Akuntansi
Profesi dibidang akuntansi antara
lain:
1. Akuntansi Publik
Akuntansi
publik adalah akuntansi yang memberikan jasa terutama kepada publik
(masyarakat), seperti jasa pemeriksaanlaporan keuangan (auditing), perpajakan
dan konsultasi manajemen. Untuk dapat berprofesi sebagai akuntan publik
seseorang harus lulus dari Perguruan Tinggi jenjang strata satu (S1) akuntansi,
lulus dari pendidikan profesi akuntansi dan bersertifikasi sebagai akuntan
publik melalui ujian sertifikasi akuntan publik (USAP).
2. Akuntans Swasta
Akuntansi
Swasta adalah akuntansi yang memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan
tertentu.
3. Akuntansi Pemerintah
Akuntansi
pemerintah adalah akuntansi yang memberikan jasa atau bekerja pada organisasi
pemerintahan.
4. Akuntansi Pendidikan
Akuntansi
pendidikan adalah akuntansi yang memberikan jasa atau bekerja dibidang
pendidikan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa orang yang pertama
kali menulis buku tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto
Cotrugli dan orang yang pertama kali menerbitkan buku tentang double entry
bookkeeping system adalah Luca Pacioli pada tahun 1949 dan menjadi tonggak
munculnya Akuntansi. Sedangkan di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak
1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang
berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Akuntansi
sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun hal itu tidak selalu
berhubungan, terutama di zaman modern ini yang pertarungan bisnis dan
perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut semua kegiatan
menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai
dengan aturan. Akuntansi adalah proses mengindetifikasi, mengukur , dan
melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya pembuatan pertimbangan
dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
akuntansi.
B.
Saran
Diharapkan
kepada semua pihak yang terutama pihak yang terkat dengan langsung agar dapat
menggunakan akuntansi sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, diharapkan agar
tidak melupakan serta dapat mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu
sendiri, terlebih di zaman yang semakin maju ini.
DAFTAR
PUSTAKA
H.Z.A. Moechtar, 1995, Dasar-Dasar Akuntansi, Surabaya:
Institut Dagang Muchtar.
Soemarso S.R, 1990, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Suwardjono, 2002, Akuntansi Pengantar, Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.